Petani Tambak: Kami Terima Kasih Sekali Pak Jokowi...


Presiden Joko Widodo mengendarai sepeda motor trail saat kunjungan kerjanya ke Muara Gembong, Bekasi, Rabu (1/11/2017)(Biro Pers Setpres)

BEKASI, KOMPAS.com — Petani tambak udang dan bandeng di Kecamatan Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, ketiban durian runtuh.

Pemerintah merevitalisasi tambak-tambak tradisional mereka menjadi modern dan berkapasitas besar.
Revitalisasi itu merupakan bagian dari program Perhutanan Sosial untuk Pemerataan Ekonomi, salah satu program prioritas nasional.

Salah seorang petani tambak, Nahar (42), mengungkapkan, sebelumnya dia mengelola tambak secara tradisional.

"Tradisional artinya, ya, tebar bibit, lalu didiamkan saja, dibiarkan tumbuh," ujar Nahar ketika berbincang dengan Kompas.com di sela-sela peninjauan Presiden Joko Widodo di tambak itu, Rabu (1/11/2017).

Metode ini tidak cukup membawa Nahar dan petani tambak lain ke arah sejahtera. Satu hektar tambak hanya menghasilkan maksimal 50 kilogram udang.

Minimal mati seluruhnya alias tidak ada yang hidup.
Pendapatan mereka tidak menentu. Jika sedang untung, Nahar mengantongi uang hingga Rp 3.500.000.

Namun, jika sedang buntung, pria yang sudah 13 tahun menjadi petani tambak itu terpaksa gigit jari karena merugi seluruhnya.

Kini pemerintah merevitalisasi 80 hektar tambak milik Nahar dan rekan-rekannya menjadi semi-intensif. Ada 40 petani tambak yang menerima program ini.

Pemerintah menyulap tambak Nahar dan rekan-rekan, mulai dari diberi alas untuk menjaga keasaman air, penempatan kincir sebagai penjaga kadar oksigen, pemberian mesin pemberi pakan yang bisa dikontrol dari jarak jauh, hingga pemberian bibit udang vaname.

"Kata pendamping dari KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan), sih, 1 hektar tambak ini bisa dapat sampai 7,5 ton udang per panen. Kan, panennya setiap dua sampai dua setengah bulan sekali," ujar Nahar.

Artinya, Nahar dapat meraup untung hingga di atas Rp 500 juta sekali panen.
Apalagi, pemerintah telah menyediakan salah satu BUMN sebagai pembeli hasil petani tambak.

"Makanya saya semangat banget ngerjain ini. Kami terima kasih sekali sama Bapak Jokowi karena sudah diberikan semuanya ini," ujarnya.

Ekspor udang
Presiden Joko Widodo yang meninjau area tambak itu menggunakan motor trail mengungkapan optimismenya atas masa depan tambak Muara Gembong.
Ia berharap produksi udang di sana tidak hanya untuk memenuhi pasar Indonesia, tetapi juga dapat diekspor.

Posisi Indonesia saat ini adalah pengekspor udang ketiga terbesar di dunia di bawah India dan Vietnam.

Jika produksi udang di tambak Muara Gembong ini baik, Presiden Jokowi yakin Indonesia bergeser ke posisi pertama.

"Kalau tambak-tambak di sini berjalan, tambak-tambak di Lampung juga, tambak-tambak di Kalimantan Utara, semuanya, ya, nomor satu," ujar Presiden Jokowi.

Dampak lain yang diyakini Presiden Jokowi juga mampu mengangkat kesejahteraan petani tambak setempat adalah soal penyerapan tenaga kerja.

Sebab, 8.000 meter persegi tambak dapat menyerap hingga 50 pekerja.
"Coba itu kalikan saja dengan total semua (80 hektar) lahan. Berapa (tenaga kerja) yang terserap? Sangat banyak," ujar Presiden Jokowi.


Dapatkan Promo Deposit awal Khusus IBCBET Sebesar :
-Depo Rp.100.000 Dapatnya Rp.125.000
-Depo Rp.500.000 Dapatnya Rp.650.000
-Depo Rp.1.000.000 Dapatnya Rp.1.500.000